Unsur desain dalam Gubahan Bentuk

Unsur Desain Pokok
          Sebuah bentuk gambar dimulai dengan gerakan sebuah titik, titik-titik tersebut bergerak dan terbentuklah garis, dimensi pertama, jika garis bergeser terbentuklah bidang, kita menemukan unsur dua dimensi. Selama terjadi perubahan dari bidang menjadi ruang, pertemuan bidang-bidang melahirkan ketinggian (tiga dimensi), sebuah ringkasan tentang energi yang menggerakkan titil menjadi garis, garis menjadi bidang dan bidang menjadi ruang (PAUL KLEE).

Titik 

• Ujung-ujung sebuah garis
• Persilangan antara dua buah garis
• Pertemuan ujung-ujung garis pada sudut sebuah bidang atau ruang
• titik pusatb sebuah medan/lapangan

Garis 
          Garis dapat menimbulkan suasan tertentu, Fay Jones (1997) mengklasifikasikan garis dalam beberapa kategori yaitu;

1. Garis tegak lurus (Vertical Lines)

      Cenderung memberi kesan meninggi, kuat dan tegas, banyak digunakan untuk bagian luar gedung berupa tiang-tiang dan kolom yang berdiri tegak agar menimbulkan kesan kuat dan kokoh kebesaran dan keaguangan gedung, pada interior garis vertikal digunakan lewat pola wall paper atau bahan lain yang vertikal untuk mendapatkan kesan tinggi pada ruangan yang secara fisik berkesan rendah.

      2. Garis mendatar (Horizontal Lines)          

      Memberi kesan suasan rileks dan istirahat, tenang, damai dan juga menegangkan, serta memberi kesan melebarkan ruangan bila diterapkan pada ruangan yang sempit.

  

      3. Garis menyilang (Diagonal Lines)

      Memberi kesan penuh gerak atau dinamis

      4. Garis Lengkung (Curved Lines)

      Lingkar penuh berkesan riang, gembira dan ceria, lengkung halus berkesan romantis, halus, manis, menarik perhatian bila digunakan terlalu banyak akan berkesan ramai dan tidak tenang

Unsur desain pokok
       Suatu bidang berfungsi untuk menunjukan batas-batas ruang, dalam arsitektur bidang atas merupakan atap, bidang dinding merupakan bidang vertikal yang membatasi ruang, dan bidang dasar adalah tanah dan lantai. Dalam komposisi, bila kita terlalu banyak menggunakan pengulangan pada bidang yang sama akan terasa kurang menarik dari membosankan.
   

Bidang :
Tiga bentuk dasar bidang

1. lurus (bujursangkar, segi empat)
2. bersudut (segitiga)
3. lengkung (lingkaran)

Unsur desain penunjang

1. Warna
2. Tekstur
3. Bahan
4. Motif
5. Arah
6. Ukuran

Teori warna
      Terdapat tiga jenis warna yaitu ; warna primer, warna sekunder, dan warna tertier

1. Warna primer

    
 











      2. Warna sekunder
















      3. Warna tertier












 

   


Sifat Warna

 Skema Warna Monokromatik

1. Sesuai untuk tema rancangan : harmoni, tidak ramai dll.
2. Warna sama dengan nada berbeda intensitas, misal : biru hampir putih, biru muda, biru agak tua, dan biru tua.
3. Cenderung membosankan diantisipasi dengan unsur keanekaan dapat berupa :garis, warna dan bentuk.

 Skema Warna Analogus 

1. Terjadi dari kelompok warna yang saling berdampingan, misal; kuning hijau, melalui beberapa gradasi hujai kekuningan.
2. Perlu kontras diantaranya untuk mencegah kesan membosankan.

 Skema Warna Triadik

1. Memakai 3 (tiga) warna primer atau sekunder, atau 3 warna dalam lingkaran warna yang membentuk segitiga sama sisi.
2. Nilai kontras tinggi, perlu dibatasi pada unsur desain lainnya.
3. Sesuai untuk anak dan remaja.
4. Warna yang dapat menengahi warna triadik dan putih, sebaliknya hitam akan memperkuat kontras.

 Skema Warna Komplenter

1. terbentuk dari 2 (dua) warna yang saling berhadapan/berkomplemen.

 















 Skema Warna Komplementer terbelah

1. Terbentuk dari 1 (satu) warna yang dipadukan dengan 2 (dua) warna yang mengapit warna komplemennya.

 



Skema Warna Komplementer Ganda

1. Terbentuk dari 2 (dua) warna yang bergandengan, dipadukan dengan warna komplemen dari masing-masing warna tersebut.