Daftar Laman

Wednesday, November 2, 2016

Laporan Biologi Tata Letak Daun Pada Batang



              TATA LETAK DAUN PADA BATANG
              (Laporan Praktikum Biologi Pertanian)



















Oleh
Muhammad Alfiano Rizky
1610511310010
Kelompok 4









FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ i   
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar Belakang.................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
BAB III BAHAN DAN METODE......................................................................... 9
Bahan dan Alat.................................................................................................... 9
     Waktu dan Tempat............................................................................................ 10
     Pelaksanaan Praktikum..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 11
Hasil................................................................................................................. 11
 Pembahasan...................................................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN........................................................................................ 20
Kesimpulan...................................................................................................... 20
Saran................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA






DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                            Halaman
Tabel 1.Hasil pengamatan tata letak daun murbei.......................................               11    
Tabel 2.Hasil pangamatan tata letak daun cocor bebek...............................               12
Tabel 3.Hasil pengamatan tata letak daun suji farigata...............................               13
Tabel 4.Hasil pengamatan tata letak daun alamanda...................................               14
Tabel 5.Hasil pengamatan tata letak daun mawar.......................................               15
Tabel 6.Hasil pengamatan tata letak daun kelapa sawit..............................               16



















PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu tumbuhan daun biasanya terdapat pada batang dan cabang-cabangnya. Ada pula daun-daun suatu tumbuhan yang berjejal-jejal pada suatu bagian batang yaitu pada pangkal batang atau pada ujung-ujungnya setiap tumbuhan memiliki system percabangan yang berbeda-beda. Misalkan pada pohon papaya, pohon sirkaya, dan bunga soka. Dari ketiga jenis tumbuhan tersebut terlihat jelas perbedaan system percabangan serta tata letak daun pada batang. Dari perbedaan tata letak daun inilah maka, setiap tumbuhan memiliki system phillotaxis yang berbeda. Dari phillotaxis ini dapat ditentukan rumus daun serta diagram duduk daun pada tumbuhan. Untuk tumbuhan yang sejenis (missal semua pohon papaya) akan kita dapati tata letak daun yang sama. Oleh dapat kita gunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan. (Rosanti, 2013.).
Tata letak daun pada batang (Phillotaxis atau Disposito Foliorum). Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin, sperti pada bamboo (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.), dan semua rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan dulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang. (Tjitrosomo, 1983.).


Tujuan
Untuk mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan rumus daun, menggambar dan diagram daun serta mengetahui fungsi daun bagi pertanian dalam tata letak daun pada batang.
















TINJAUAN PUSTAKA
Tata letak daun atau phillotaxis adalah aturan tata letak daun pada batang. Pada batang dewasa, daun dapat tersusun dalam pola tertentu dan berulang-ulang. Susunan daun pada batang tersebut disebut duduk daun atau filotaksis. Istilah filotaksis sebenarnya merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan urutan terbentuknya daun pada batang, tetapi dikarenakan urutan daun tersebut tampak jelas setelah daun maupun batang yang ditempatinya mengalami pendewasaan, maka istilah tersebut digunakan secara umum untuk menyatakan susunan daun pada batang. Susunan daun dari suatu tumbuhan biasanya bersifat konstan. Susunan daun pada batang biasanya turut ditentukan oleh banyaknya helai daun yang terbentuk dalam suatu nodus (buku). Untuk itu, daun dapat dibentuk secara tunggal bila ada satu helai daun pada setiap buku, berpasangan bila ada dua helai daun pada setiap buku, atau dalam karangan bila terdapat tiga helai daun atau lebih pada setiap buku.
(Tjitrosoepomo, 2007.).
Duduknya daun pada batang memiliki aturan yang disebut tata letak daun. Untuk mengetahui bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang, yang kemungkinannya adalah :
Pada Setiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun
Dinamakan dengan folia sparsa (tersebar). Walaupun dinamakan tersebar, apabila diteliti justru ditemukan adanya hal-hal yang bersifat beraturan. Jika pada suatu tumbuhan, batangnya kita anggap mempunyai bentuk silinder tadi, dan tempat duduk daun adalah suatu titik pada lingkaran itu, maka ketika kita menjadikan satu titik (tempat duduk daun) sebagai suatu titik tolak kemudian bergerak mengikuti garis yang ada diatasnya dengan jarak terpendek, demikian seterusnya, kita akan sampai pada garis vertical di atas pangkal tolakan yang pertama. Kejadian seperti ini akan terus berulang kembali, walaupun kita menggunakan daun lain sebagai titik tolak. (Puryaningsih, 2009.).
Perbandingan antara banyaknya garis spiral antara banyaknya kali garis spiral melingkari batang dengan jumlah daun yang melewati selama sekian kali melingkar batang.
Rumus daun atau divergensi
Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi merupakan pecahan a/b. Ortostik merupakan batang yang memiliki sejumlah b garis-garis tegak lurus (vertical). Spiral genetic adalah garis spiral yang merupakan suatu garis yang menghubungkan daun-daun beturut-turut dari atas ke bawah.
Sudut divergensi
Pecahan a/b menunjukan jarak antar sudut dua daun berturut-turut, apabila diproyeksikan pada batang datar maka jaraknya tetap dan besarnya a/b x besar lingkaran = a/b x 360˚.
Deret Fibonacci
         Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, ternyata a/b nya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. Angka tersebut menunjukan sifat :
Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst) merupakan suatu pecahan yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada didepannya, demikian pula dengan penyebutnya yang merupakan hasil penjumlahan kedua penyebut dua suku kata yang didepannya tadi, atau Tiap suku dalam deret itu merupakan suatu pecahan yang penyebutnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, sedang penyebutnya adalah jumlah penyebut suku yang didepannya dengan pembilang suku itu sendiri.
Roset (rosula)
         Roset adalah susunan daun yang melingkar rapat berimpitan. Menurut letaknya, ada dua macam roset yaitu ;
Roset akar, jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal diatas tanah, jadi roset tersebut sangat dekat dengan akar. Contoh : lobak (Raphanus sativus L) dan tapak liman (Elephantopus scaber L) Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal terdapat pada ujung batang. Misalnya pada pohon kelapa (cocos nucifera L) dan berbagai macam palma lainnya.  Banyak suku tumbuhan yang memiliki roset, umumnya ditemui pada suku Astraceae (contoh : dandelion) dan suku Branssicaceae (contoh : kol).
Mosaic daun
          Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong keatas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur sedemikian rupa sehingga helaian-helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaic (pola karpet) susunan inilah yang disebut pola karpet. Susunan daun seperti itu disebut dengan mosaic daun.
Pada setiap buku-buku batang terdapat dua daun yang berhadapan
          Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan (terpisah oleh jarak sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berhadapan-bersilang (folia opposite atau folia descussata).
Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun
          Tata letak daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata), dapat a.l. ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.), alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.). pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan berkarang tak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi juga duduk daun yang demikian dapat juga diperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.
Bagan (skema) dan Tata Letak Daun
          Tata letak daun pada batang ditempuh dengan dua jalan,yaitu :
Membuat bagan atau skema letaknya daun
Bagan tata letak daun
          Batang tumbuhan digambarkan sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya demikian pula buku-buku batangnya. Daun-daun digambar sebagai penampang melintang helaian daun yang kecil. Pada bagan akan terlihat misalnya pada daun dengan rumus 2/5 maka daun-daun dengan nomor 1, 6, 11, dst atau daun-daun nomor 2, 7, 12, dst akan terletak pada ortostik yang sama.
Membuat diagram
Diagram tata letak daun atau disingkat diagram daun
            Untuk membuat diagram batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Pada setiap lingkaran berturut-turut dari luar kedalam digambarkan daunnya, seperti pada pembuatan bagan tadi dan diberi nomor urut. Dalam hal ini perlu diperhatikan, bahwa jarak antara dua daun adalah 2/5 lingkaran, jadi setiap kali harus meloncati satu ortostik. Spiral genetiknya dalam diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putarannya semakin keatas digambar semakin sempit.
Spirostik dan Parastik
            Garis-garis ortostik yang biasanya lurus keatas, dapat mengalami perubahan-perubahan arah karena pengaruh berbagai macam factor. Garis-garis ortostik dapat menjadi garis spiral yang tampak melingkari batang pula. Dalam keadaan yang demikian spiral genetic sukar untuk ditentukan, dan letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, keadaan ini dinamai : Spirostik. Spirostik terjadi karena pertumbuhan batang tudak lurus tetapi memutar. Akibatnya ortostiknya ikut memutar dan berubah menjadi spirostik. Pada tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat. Kelapa sawit (Elaeis guinensis), duduk daun seakan-akan menurut garis-garis spiral ke kiri atau ke kanan. Tampaknya lalu ada dua spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis spiral ini disebut : Parastik. Juga garis-garis spiral yang tampak pada buah nenas yang menunjukan aturan letak mata-mata pada buah nenas tadi adalah parastik-parastik.









         


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
          Bahan yang digunakan untuk mengamati dan melaksanakan praktikum biologi tata letak daun pada batang adalah :
1.    Morus olba L. (murbei)
2.    Kalanchoe pinnata (cocor bebek)
3.    Pleomele angustifolia (suji farigata)
4.    Allamanda cathartica (alamanda)
5.    Rossa sp. (mawar)
6.    Elaies guineensis Jack (kelapa sawit) (untuk pengamatan fungsi daun dalam pertanian)
Alat
         Alat yang digunakan untuk mengamati dan melaksanakan praktikum biologi tata letak daun pada batang adalah :
1.    Alat tulis
2.    Lembar posttest/pretest (1 lembar)
3.    Lembar laporan sementara (3 lembar)


Waktu dan Tempat
           Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal  18 Oktober 2016, pukul 07.30-selesai WITA.  Bertempat di Halaman gedung Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Pelaksanaan Praktikum
           Pelaksanaan praktikum ini meliputi empat tahapan utama, yaitu :
1.    Menyiapkan bahan yang akan diamati.
2.    Mengidentifikasi tata letak daun pada batang.
3.    Menggambarkan bagan (skema) tata letak daun pada batang.
4.    Mengetahui dan mengamati fungsi tata letak daun dalam bidang pertanian pada tanaman kelapa sawit.












HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
            Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan tata letak daun murbei (Morus olba L.)
Gambar
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta
Family : Moraceae

Kelas : Magnoliopsida

Genus : Morus

Species : M. alba
Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun












Keterangan :
1. Murbei (Morus olba L.) memiliki rumus 2/5
2. Sudut divergensinya ialah 2/5 x 360˚ = 144˚
3. Termasuk daun tersebar (folia sparsa)
Tabel 2. Hasil pengamatan tata letak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata)
Gambar daun
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales

Famili : Crassulaceae

Genus : Kalanchoe

Spesies : Kalanchoe waldheimii Raym
Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun
















Keterangan :

1. Cocor bebek (Kalanchoe pinnata) memiliki rumus 1/3
2. Sudut divergensinya ialah 1/3 x 360˚ = 120˚
3. Termasuk daun berhadapan (folia opposida)

Tabel 3. Hasil pengamatan tata letak daun suji farigata (Pleomele augustifolia)
Gambar daun
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asparagalles

Family : Asparagaceae

Genus : Pleomele
spesies : Pleomele A.
Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun












Keterangan :

1. Suji farigata (Pleomele augusttifolia) memiliki rumus 3/8
2. Sudut divergensinya ialah 3/8 x 360˚ = 135˚
3. Termasuk daun tersebar (folia sparsa)

Tabel 4. Hasil pengamatan tata letak daun alamanda (Allamanda cathartica)
Gambar daun
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
Ordo : Gentinales

Family : Apocynaceae

Genus : Allamanda

Spesies : Allamanda cathartica L.
Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun














Keterangan :

1. Allamanda (Allamanda catharica L. tidak dapat ditentukan rumus daunnya)
2. Termasuk daun berkarang (folia verticillata)

Tabel 5. Hasil pengamatan tata letak daun mawar (Rossa sp.)
Gambar
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : icotyledonae
Ordo : Rosanales

Genus : Rossa

Family : Rosaceae

Spesies : Rossa Hiproidaatau Rosa sp.
Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun














Keterangan :
1. Mawar (Rossa sp) memiliki rumus 1/3
2. Sudut divergensinya ialah 1/3 x 360˚ = 120˚
3. Termasuk daun tersebar (folia sparsa)

Tabel 6. Hasil pengamatan tata letak daun kelapa sawit (Elaesis gueneensis Jack)
Gambar daun
Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Aracales
Family : Arecaceae

Genus : Elaeis

Spesies : Elaeis guineensis Jack.


Diagram tata letak daun
Bagan tata letak daun














Keterangan :
1. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack) memiliki rumus 3/8
2. Sudut divergensinya ialah 3/8 x 360˚ = 135˚
3. Termasuk daun berhadapan (folia sparsa)
Pembahasan
Berbagai jenis macam tanaman mempunyai duduk daun yang berbeda-beda, terutama perbedaan itu pada aturan letak daun-daun satu sama lain, untuk tumbuhan yang sejenis (satu spesies) mempunyai tata letak daun yang sama, oleh karena itu tata letak daun adalah sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan. Daun pada tanaman biasanya terdapat pada batang dan cabangnya, ada juga letak daun yang berjejal-jejal pada satu bagian batang seperti  pada pangkal batang atau pada ujungnya, jarak daun pada batang terpisah-pisah dengan jarak yang sama dan nyata.
Mawar (Rossa sp.) adalah termasuk daun tersebar (Folia sparsa) dimana daun ke 1 sejajar dengan daun ke 4, daun ke 2 sejajar dengan daun 5, dan daun ke 3 sejajar dengan daun 6, mempunyai rumus daun 1/3 dan sudut divergensi 1200.
            Cocor bebek (Kalanchoe pinnata) adalah termasuk daun berhadapan (Folia opposite) dimana daun ke 1 sejajar dengan daun ke 3, daun ke 2 sejajar dengan daun ke 4, dan daun ke 3 sejajar dengan daun ke 5, mempunyai rumus 1/2 dan tanaman ini juga mempunyai sudut divergensi 1800.
            Alamanda (Allamanda cathartica) adalah termasuk daun berkarang (Folia verticillata) dimana daunnya tidak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi pada duduk batang yang seperti ini dapat memperlihatkan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.
Suji farigata (Pleomele angustifolia) adalah termasuk daun tersebar (Folia sparsa), mempunyai rumu 3/8 dan tanaman ini juga mempunyai sudut divergensi 1350.
Murbei (MorusolbaL) adalah termasuk daun tersebar (Folia sparsa) dimana daun ke 1 sejajar dengan daun ke 6, daun ke 2 sejajar dengan daun ke 7, dandaunke 3 sejajardengandaunke 8, mempunyai rumus daun 2/5 dan sudut divergensi 1440.
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) merupakan tanaman dengan rumus duduk daun 3/8 dengan sudut divergensi 3/8 x 360o = 135o dan memiliki pola tata letak daun berhadapan bersilang (Folia opposita atau Folia decussata) karena pada tiap buku-buku terdapat dua daun. Pada tanaman kelapa sawit pengambilan contoh daun merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan sekali dalam setahun dengan tujuan mengetahui status terakhir kandungan unsur hara di dalam tanaman. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk menentukan dosis pupuk per tanaman dalam melakukan pemupukan 1 tahun ke depan.
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jack) merupakan tanaman dengan rumus duduk daun 3/8 dengan sudut divergensi 3/8 x 360o = 135o dan memiliki pola tata letak daun berhadapan bersilang (Folia opposita atau Folia decussata) karena pada tiap buku-buku terdapat dua daun. Pada tanaman kelapa sawit pengambilan contoh daun merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan sekali dalam setahun dengan tujuan mengetahui status terakhir kandungan unsur hara di dalam tanaman dan untuk melihat usia tanaman.Menentukan umur tanaman kelapa sawit dengan menggunakan rumus r = n x v/20, dengan r adalah umur tanaman kelapa sawit, n adalah jumlah pelepah, dan v adalah jumlah alur. Kegiatan ini juga dilakukan pada tahun yang berbeda-beda dalam pengambilan daun pelepahnya, yaitu pada satu setengah tahun menggunakan daun pelepah ke 3, pada satu setengah tahun sampai dua setengah tahun menggunakan daun pelepah ke 9, dan lebih dari dua setengah tahun menggunakan daun pelepah ke 17. Waktu pengambilannya di lakukan pada jam 6 pagi. Misal pelepah yang digunakan adalah pelepah ke 17, pelepah ke 17 merupakan pelepah yang terletak pada spiral yang sama dengan pelepah 1 (pelepah 1 adalah pelepah termuda yang telah membuka sempurna).
Posisi pelepah 17 terletak behadapan dengan posisi spiral, saat spiral tanaman kelapa sawit ke kanan, maka posisinya sedikit agak ke kiri dan sebaliknya.
Helaian daun sample adalah anak daun yang terletak 3/5 dari pangkal pelepah atau 2/5 dari ujung pelepah. Anak daun diambil dari 2 sisi, dan lebih baik genap (4 kiri dan 4 kanan di lengkungan batangnya). Selanjutnya, 1/3 bagian tengah  diambil  untuk  dijadikan  sampel  daun,  karena  pada bagian tengah inilah yang paling banyak menyerap air. Sampel dibersihkan dengan aquadest menggunakan kain yang bersih. Setelah di bersihkan lidi sampel tersebut dipisahkan dengan daunya, lidi tersebut bisa digunakan lagi untuk membedakan daun sebelah kiri dan kanan dengan cara di ikat salah satunya. Sampel dimasukkan kedalam amplop coklat dan diberi label, yaitu PT. Kebun, divisi, tahun tanam, blok, luas, tanggal, konsumsi, analis, dan team pengambil sampel






KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kesimpulan praktikum ini mengenai tata letak daun pada batang adalah sebagai berikut :
1.    Daun yang terlihat tidak beraturan dalam kedudukannya ternyata memliki keteraturan tersendiri.
2.    Terdapat tiga jenis phyllotaxis dalam tata letak daun yaitu; folia sparsa, folia opposida, folia verticillata.
3.    Tata letak daun adalah aturan tata letak daun pada batang.
SARAN
Saran dari sang penulis ialah untuk format penulisan laporan harus di bakukan peraturannya, dari awal praktikum sampai akhir praktikum agar tidak ada kerancuan dalam penjilidan secara keseluruhan dikemudian hari dan untuk buku penuntun agar juga format isi nya sesuai dengan format isi buku penuntun yang pertama sekali lagi maksud penulis agar tidak ada kerancuan dalam hal isi laporan nya.






DAFTAR PUSTAKA
Rosanti, dewi. 2013, Morfologi Tumbuhan, Jakarta : Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta : Gadjah Mada University press
Tjitrosomo. Siti S. 1983. Botani Umum. Bandung : Angkasa
Tim, Assisten. 2016. Penuntun praktikum biologi pertanian. Faperta unlam.
          Banjarbaru.
Puryaningsih, Sri. 2009. Diktat Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Palangkaraya : STAIN Palangkaraya


No comments:

Post a Comment