Daftar Laman

Wednesday, November 9, 2016

Pertanian hidroponik dan tata cara penanaman hidroponik

Assalamualaikum Wr. Wb
pada kali ini admin ingin membahas tentang pertanian hidroponik dan tata cara penanaman hidroponik, oke sebelum memasuki pembahasan inti admin ingin memberikan beberapa teori tentang pertanian hidroponik, adapun teori itu meliputi sejarah pertanian hidroponik, klasifikasi pertanian hidroponik, definisi pertanian hidroponik dll. mengapa admin ribet dan banyak bacot teori.?. Karena menurut admin bila admin masuk secara langsung ke pembahasan inti maka artikel admin bak kuah sayur tanpa garam gengs..., jadi mari kita mulai artikel pertanian hidroponik ini mulai dari pengertian.

Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro artinya air dan  ponos artinya daya. Hidroponik dikenal juga dengan nama soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless).

Sejarah Pertanian Hidroponik
Menurut literatur, bertanam hidroponik telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi, terdapat taman terapung di Tiongkok dan taman  gantung di Babilonia yang bisa kita sebutkan dalam istilah saat ini ialah contoh dari hidroponik. diceritakan pula, di Mesir, India dan Tiongkok, manusia purba sudah menggunakan pupuk organik untuk pemupukan tanaman semangka, mentimun dan sayuran lainnya di tempat tepian sungai, yang disebut juga dengan cara bertanam river bed cultivation.
Perkembangan pertanian hidroponik pada abad 17 hingga abad 20 
Pada mulanya, kegiatan membudidayakan tanaman tanpa tanah ataupun daratan ditulis pada buku Sylva Sylvarum oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah wafatnya beliau. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer pada saat itu. Pada tahun 1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Ia menemukan bahwa tanaman dalam sumber-sumber air yang kurang murni tumbuh lebih baik daripada tanaman dengan air murni.
Pada tahun 1842 telah disusun daftar sembilan elemen yang diyakini penting untuk pertumbuhan tanaman, penemuan ahli botani asal Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, pada tahun 1859-1865, yang memicu perkembangan teknik budidaya tanpa media tanah, yang menekankan pada nutrisi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik pembelajaran sampai saat ini.
Pada tahun 1929, William Frederick Gericke dari University of California di Berkeley mulai mempromosikan secara terbuka tentang Solution cultre yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian. Pada mulanya dia menyebutnya dengan istilah Aquaculture (Budidaya perairan), namun kemudian mengetahui Aquaculture telah diterapkan pada budidaya hewan air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar setinggi duapuluh kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrien mineral selain tanah.
Teknik hidroponik banyak dilakukan dalam skala kecil sebagai hobi di kalangan masyarakat indonesia. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakakn untuk skala usaha komersial harus diperhatikan, karena tidak semua hasil pertanian bernilai ekonomis. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:

  
  1. Paprika
  2. Tomat
  3. Timun Jepang
  4. Melon
  5. Terong Jepang
  6. Selada 
 Adapun macam-macam pertanian hidroponik yaitu:
  1. Static solution culture (kultur air statis)
  2. Continous-flow solution culture
  3. Aeroponics
  4. Passive sub-irrigation
  5. Ebb and flow atau flood and drain sub-irrigation
  6. Run to waste
  7. Deep water culture
  8. Bubbleponics
  9. Bioponic






 






















No comments:

Post a Comment