Daftar Laman

Sunday, November 13, 2016

Makalah Morfologi Bunga Pada Tanaman



MORFOLOGI BUNGA PADA TANAMAN
(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)














  












Oleh
Muhammad Alfiano Rizky
1610511310010
Kelompok 4











FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ i   
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................              iii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar Belakang.................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3
BAHAN DAN METODE....................................................................................... 6
Bahan dan Alat.................................................................................................... 6
     Waktu dan Tempat.............................................................................................. 7
     Pelaksanaan Praktikum....................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 8
Hasil................................................................................................................... 8
 Pembahasan...................................................................................................... 15
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 17
Kesimpulan...................................................................................................... 17
Saran................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA





DAFTAR TABEL
Nomor                                                                                                            Halaman
1.             Tabel 1. Pengamatan bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)........                 8
2.             Tabel 2. Pangamatan bunga padi (Oryza sativa) ..............................                 9
3.              Tabel 3. Pengamatan bunga papaya jantan (Carica papaya).............               10
4.             Tabel 4. Pengamatan bunga papaya betina (Carica papaya).............               11
5.             Tabel 5. Pengamatan bunga jagung jantan (Zea mays)......................               12
6.             Tabel 6. Pengamatan bunga jagung betina(Zea mays).......................               13
7.             Tabel 7. Pengamatan bunga anggrek dua macam warna...................               14
















DAFTAR GAMBAR
Nomor                                                                                                            Halaman
1.         Gambar bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)..........................               8    
2.         Gambar bunga padi (Oryza sativa)..................................................               9
3.         Gambar bunga papaya jantan (Carica papaya)...............................               10
4.         Gambar bunga papaya betina (Carica papaya)...............................               11
5.         Gambar bunga jagung jantan (Zea mays)........................................               12
6.         Gambar bunga jagung betina (Zea mays)........................................               13
7.         Gambar batang bunga anggrek........................................................               14














PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Bunga adalah modifikasi/penjelmaan dari batang dan daun yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tanaman sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan serta pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat perkembangbiakan. Bunga memiliki sifat-sifat yang menarik, yaitu bentuk/bagian bunga, warna bunga, bau bunga, dan ada tidaknya madu ataupun zat lainnya. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) (Tjitrosoepomo, 1988.).
            Bunga hampir berbentuk simetris yang sering digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasarkan simetris, yaitu radial simetri (actinomorphus) dan bilateral simetri (Zygomorphus). Bunga radial simetri mempunyai bentuk bermacam-macam antara lain : bintang (rotatus), tabung/pipa (tubulosus), terompet (hypocrateriformis), periuk (urceolatus), corong (infundibuliformis), lonceng (campanulatus). Bunga bilateral simetri mempunyai bentuk bermacam-macam antara lain : bertaji (calcaratus), berbibir (labiatus) dengan bibir atas (labium superius) berbibir bawah (labium inferius), berkedok (personatus), kupu-kupu (papilionaceus), dan pipa (ligulatus) ( Hidayat, 1990.).
            Berdasarkan bagiannya, bunga ada dua macam, yaitu bunga lengkap (flos completes) dan bunga tidak lengkap (flos incompompletus). Bunga lengkap terdiri atas: satu lingkaran daun kelopak, satu lingkaran daun mahkota, satu atau dua lingkaran benang sari, dan satu lingkaran daun buah. Bunga yang memiliki bagian-bagian yang tersusun dalam empat lingkaran bersifat tetralistik dan jika terdapat lima lingkaran bersifat pentasiklik, sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memilki salah satu hiasan bunga atau kelamin (Foster, 1989.).
            Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu bunga berkelamin tunggal (unisexualis), bunga banci/berkelamin ganda (hermaphroditus), dan bunga mandul (Tjitrosoepomo, 1988.).
            Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu tanaman, bunga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu berumah satu (monoecus), berumah dua (dioceus), dan poligami (polygamous) (Tjitrosoepomo, 1988.).
Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, bentuk-bentuk bunga, jumlah berbunga, letak berbunga, warna bunga, alat kelamin bunga, jumlah kelamin bunga dan bagian-bagian bunga serta memahami fungsi bunga dalam bidang pertanian.









TINJAUAN PUSTAKA
            Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya, bagian utama bunga terdiri dari kelopak (calix) tajuk/mahkota (corolla), benang sari (stamen) dan putik (pistilum). Bagian lainnya adalah dasar bunga (resiptakulum), tangkai bunga (pediselus) dan kelenjar madu (nektarium) (Hidayat, 1990.).
            Bagian utama bunga dapat saling berlekatan atau berpisah-pisah. Jika terjadi persatuan dua bagian yang sama disebut konasi dan kohesi sedangkan jika persatuan antara dua bagian yang berbeda disebut adnasi. Bunga terdiri dari beberapa daun yang tersusun berkarang. Karangan paling luar adalah kelopak. Helaiannya disebut sepal, dapat berlekatan (gamosepalus/sinsepalus) atau terpisah (polipetal/dialipetal). Fungsi kelopak adalah melindungi bunga pada saat masih kuncup. Setelah kelopak, dapat ditemukan korola, helaiannya disebut petal. Fungsi mahkota adalah untuk menarik pollinator dan sebagai pelindung alat kelamin. Benang sari adalah alat kelamin jantan terdiri dari tangkai sari (flamen), kepala sari (anthera), dan penghubung (conectivum). Keseluruhan benang sari pada bunga disebut andresium (andrecium). Putik (pistilum) adalah alat kelamin betina. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium), tangkai putik (stilus) dan kepala putik (stigma). Keseluruhan putik disebut ginasium (gynaecium). Di dalam ovarium terdapat bakal biji (ovulum). Letak bunga pada tumbuhan disebut anthotaxis. Berdasarkan posisi bunga terhadap bunga lain, dibedakan menjadi tiga macam anthitoxis, yaitu: hanya satu bunga (planta uniflora), kuntum bunga tersebar dan terdapat sendiri-sendiri (flores sparsa), perbungaan (inflorescentia) terdiri dari satu sumbu bersama tempat melekat sejumlah kuuntum bunga sehingga menghasilkan satu kesatuan. Dalam satu bunga jumlah benang sari bervariasi. Berdasarkan panjangnya dapat dibedakan menjadi benang sari didinamas (2 panjang, 2 pendek) dan tetradinamus (4 panjang, 2 pendek) ( Kester, 1983.).
            Kepala sari dapat terpisah atau belekatan (syngenesis). Tangkai sari umumnya berbentuk silindris, tetapi ada stamen yang seperti lembaran dan biasanya steril, misalnya dapat ditemukan pada bunga Canna hybrida. Berdasarkan letak ovarium terdapat dasar bunga, yang dibedakan menjadi : ovarium menumpang (superum), ovarium tenggelam (inferum), dan ovarium setengah tenggelam (hemi/semi inferum). Berdasarkan letak ovarium terdapat perhiasan bunga, dapat dibedakan menjadi ovarium epiginus, ovarium periginus, dan ovarium hipoginus (Tjitrosoepoomo, 1988.).
            Putik tersusun dari karpel, karpel ini dapat terpisah-pisah (apokarp) atau bersatu (sinkrap). Ruang pada karpel dapat dibedakan menjadi beruang satu (unilokular), bilokular, trilokular, dan multilokular. Ovulum melekat pada dinding ovarium melalui plasenta (tembuni). Berdasarkan tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi marginalis, parietalus, aksilaris, sentralis, basalis, dan apikal. Beberapa jenis bunga memiliki perhiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kaliks dan korola, disebut tenda bunga (perigonium), helaiannya disebut tepal. Tepal ini dapat tersusun terpisah (perigonium choripetalum/p. pleipetalum) atau saling berlekatan (p. sintepalum/p. gamotepalum). Jika tenda bunga ini memiliki ciri seperti korola disebut p. peteloid/p. corrolina sedangkan jika mirip dengan kaliks disebut p. sepaloid/ p. calisinus (Tjitrosoepomo, 1988.).
             Pada beberapa tumbuhan terdapat jarak antara mahkota dengan benang sari dan putik. Jarak tersebut terbentuk akibat pemanjangan dasar bunga disebut androginophore (andro = jantan; gyna = betina; phore =  tangkai). Jika dasar bunga yang mengalami pemanjangan hanya diantara benang sari dan putik disebut ginofore, sedangkan jika pemanjangan diantara mahkota dengan benang sari disebut andofore. Perbungaan terdiri dari suatu sumbu bersama tempat melekat sejumlah kuntum bunga sehingga menghasilkan suatu kesatuan bagiain-bagian perbungaan terdiri dari : bagian yang bersifat seperti batang, seperti tangkai perbungaan (peduncullus), sumbu primer atau rachis, sumbu sekunder, tangkai bunga (pedicellus), dan reseptakulum. Bagian yang bersifat seperti daun, seperti daun pelindung atau brachte, seludang bunga (sphata), daun tangkai atau brachteola, kelopak tambahan (epicalyx), daun pembalut (brachtea involucrum) dan daun bunga (calix corolla, stamen dan putik) (Radford A.E, 1986.).


BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan untuk mengamati dan melaksanakan praktikum biologi bagian-bagian batang adalah :
1.    Hibiscus rosa-sinensis L.
2.    Oryza sativa
3.    Carica papaya (jantan)
4.    Carica papaya (betina)
5.    Zea mays (jantan)
6.    Zea mays (betina)
7.    Bunga anggrek dua macam warna
Alat
Alat yang digunakan untuk mengamati dan melaksanakan praktikum biologi bagian-bagian batang adalah :
1.    Alat tulis
2.    Pensil warna
3.    Tusuk gigi satu batang
4.    Cootone bud
5.    Lembar pretest dan posttest
6.    Lembar laporan sementara

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 08 November 2016, pukul 07.30-selesai WITA. Bertempat di Halaman gedung Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan praktikum ini meliputi dua tahapan utama, yaitu :
A. Mengidentifikasi batang.
1.    Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan diamati.
2.    Mengidentifikasi bentuk bagian-bagian bunga, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), kepala sari (antera), tangkai sari (flament), daun mahkota (petal), bakal buah (ovarium), bakal biji (ovule), daun kelopak (sepal), dasar bunga (reseptakel), dan tangkai bunga (pedicel).
3.    Mengidentifikasi bunga, yaitu berdasarkan bentuk-bentuk bunga, bunga lengkap atau bunga tidak lengkap, jumlah berbunga, warna bunga, alat kelamin bunga, dan jumlah kelamin bunga.
4.    Menggambarkan hasil identifikasi di lembar laporan sementara.
5.    Mengetahui dan mengamati fungsi bunga.
6.    Pengaplikasian langsung setelah mempelajari bunga.



B. Pengaplikasian pada bunga anggrek
1.    Pilih tetua bunga anggrek yang unggul artinya warna unik, bentuk bunganya unik, ketebalan mahkota, keteraturan susunan bunga, wangi bunga, dan ketahanan terhadap serangan HPT.
2.    Bunga tepung sari pada bunga betina artinya kita melakukan pemandulan atau emaskulasi.
3.    Pilih tetua jantannya, kemudian ambil tepung sarinya menggunakan tusuk gigi.
4.    Tepung sari yang terbungkus kotak sari terletak dipusat bunga. Kotak sari dicungkil perlahan sampai tepung sarinya menempel pada ujung pinset atau tusuk gigi.
5.    Kemudian tepung sari dibawa ke bunga tetua betina yaitu menuju lekukan berlendir yang letaknya persis dibawah kotak sari. Lekukan tadi adalah putik.
6.    Tepung sari dilekatkan secara sempurna pada putik tetua betina.
7.    Setelah itu bunganya diberi label : Tetua betina x Tetua jantan, tanggal penyilangan, dank kode penyilangan.




HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamtan yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan bunga sepatu  (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Gambar
Sketsa gambar













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
1.      Bentuk terompet.
Fillum/divisi : Magnoliophyta.
2.      Radial simetri.
Kelas : Magnoliopsida.
3.      Bunga lengkap.
Ordo : Malvales.
4.      Bunga majemuk.
Famili/suku : Malvaceae
5.      Alat kelamin ganda.
Genus : Hibiscus
6.      Letak bunga diketiak daun.
Jenis/spesies : H. rosa-sinensis





Tabel 2. Hasil pengamatan bunga padi (Oryza sativa)
Gambar
Sketsa gambar













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae.
1.      Bentuk tabung/pipa.
Fillum : Magnoliophyta
2.      Radial simetri.
Kelas : Monokotil
3.      Bunga lengkap.
Ordo : Poales
4.      Bunga majemuk.
Famili : Poaceae.
5.      Berkelamin ganda/banci.
Genus : Oryza

Spesies : O. sativa









Tabel 3. Hasil pengamatan bunga papaya jantan (Carica papaya)
Gambar
Sketsa gambar













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan).
1.      Bentuk bunga bintang.
Divisi/filum : Angiospermae.
2.      Radial simetri.
Kelas : Eudikotil.
3.      Bunga tidak lengkap.
Ordo : Brassicales.
4.      Berkelamin tunggal.
Famili/suku : Brassiceae.
5.      Bunga majemuk.
Genus : Carica

Spesies : C. papaya









Tabel 4. Hasil pengamatan bunga papaya betina (Carica papaya)
Gambar
Sketsa gambar













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae.
1.      Bentuk bunga terompet besar.
Divisi : Angiospermae.
2.      Radial simetri.
Kelas : Eudikotil.
3.      Bunga tidak lengkap.
Ordo : Brassicales.
4.      Berkelamin tunggal.
Famili/suku : Brassiceae.
5.      Bunga majemuk.
Genus : Carica

Spesies : C. papaya









Tabel 5. Hasil pengamatan bunga jagung jantan (Zea mays.)
Gambar
Sketsa













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae
1.      Bentuk bunga tabung.
Fillum : Spermatophyta.
2.      Radial simetri.
Kelas : Angiospermae.
3.      Bunga tidak lengkap.
Ordo : Poales
4.      Jumlah bunga majemuk.
Famili : Poaceae
5.      Berumah satu.
Genus : Zea

Spesies : Zea mays









Tabel 6. Hasil pengamatan bunga jagung betina (Zea mays.)
Gambar
Gambar sketsa













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae
1.      Bentuk bunga tabung.
Fillum : Spermatophyta.
2.      Radial simetri.
Kelas : Angiospermae.
3.      Jenis bunga tidak lengkap.
Ordo : Poales
4.      Bunga majemuk.
Famili : Poaceae
5.      Berumah satu.
Genus : Zea

Spesies : Zea mays









Tabel 7. Hasil pengamatan bunga anggrek dua macam warna
Gambar
Sketsa gambar













Klasifikasi
Identifikasi
Kingdom : Plantae.
1.      Radial simetri.
Divisi : Tracheophyta.
2.      Bunga lengkap.
Kelas : Magnoliopsida.
3.      Bunga terletak diujung batang.
Ordo : Sapindales.
4.      Warna bunga ungu dan putih.
Famili : Anarcardiaceae.

Genus : Mangifera.

Spesies : M indica.









Pembahasan
            Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), mempunyai bentuk terompet (Hypocrateriformis), bentuk bunga radial simetri (actinomorphus) yaitu bunga dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun, merupakan bunga lengkap (flos completusl) karena mempunyai satu lingkaran daun buah, berbunga majemuk (Planta multiflora) karena dalam satu tangkai bunga terdapat lebih dari satu bunga, berbunga lengkap, letak bunga diketiak daun, warnanya merah, alat kelamin ganda (Hermaphroditus) karena dalam satu bunga ada benang sari dan putik, jumlah kelamin berumah satu.
            Bunga padi (Oryza sativa) mempunyai bentuk tabung atau pipa (Tubolosus) yaitu bunga-bunga yang terdapat diatas cawannya sendiri (flow marginalis), bentuk bunga radial simetri (Actinomorphus) yaitu bunga yang dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun, merupakan bunga lengkap (flow completusl) karena mempunyai satu lingkaran kelopak, satu lingakaran daun mahkota, satu dan dua lingkaran benang sari dan satu lingkaran daun buah, termasuk bunga majemuk (Planta multiflora) karena dalam satu tangkai bunga terdapat lebih dari bunga, letak bunga terletak diujung batang (flos lateralis) karena bunga berada diujung tumbuh bakal daun, berwarna kuning, berkelamin banci atau berkelamin ganda (Hermaphroditus) karena dalam satu bunga ada benang sari dan putik serta berumah satu.
            Bunga anggrek (Orchidaceae) pilih tetua jantan dan tetua bunga betina yang unggul artinya warnanya unik, bentuk bunganya unik, ketebalan mahkota, keteraturan susunan bunga, wangi bunga dan ketahanan terhadap serangan HPT, bunga tepung sari pada bunga betina artinya kita melakukan pemandulan atau emaskulasi, pilih tetua jantannya, kemudian ambil tepung sarinya menggunakan tusuk gigi. Tepung sari yang terbungkus kotak sari terletak dipusat bunga. Kotak sari dicungkil perlahan sampai tepung sarinya menempel pada ujung tusuk gigi, kemudian tepung sari dibawa kebunga tetua betina yaitu menuju lekukan berlendir yang letaknya persis dibawah kotak sari. Lekukan tadi adalah putik, tepung sari diletakkan secara sempurna pada putik tetua betina.
            Bunga papaya jantan (Carica papaya) mempunyai bentuk bunga seperti terompet (Hypocrateriformis) karena ujungnya berbentuk seperti terompet, bentuk bunga radial simetri (Actinomorphus) yaitu bunga yang dibelah oleh suatu bidang simetri dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun, termasuk bunga yang tidak lengkap (flos lateralis) karena pada buku-buku daun, berwarna keputih-putihan, berkelamin tunggal (Unisexualis) yaitu dalam satu pohon hanya terdapat satu kelamin saja seperti betina atau jantan, dan termasuk berumah dua.
            Bunga papaya betina (Carica papaya) mempunyai bentuk bunga bintang (Rotatus) karena kelopak bunganya menyebar seperti bintang, bentuk bunga radial simetri (actinomorphus), termasuk bunga tidak lengkap karena tidak ditemukannya satu sama lain dengan rotasi terhadap pusat bunga dan berbentuk bintang. Jumlah berbunganya tunggal yang berarti hanya tumbuh sendiri, letaknya diketiak daun, bewarna keputih-putihan, beralat kelamin tunggal (femineus) karena hanya ditemukan satu jenis kelamin betina dalam satu bunga, jumlah kelamin berumah dua pada tanaman yang berbeda.
            Bunga jagung jantan merupakan bunga jagung yang tidak lengkap karena tidak tampak satu bahkan lebih bagian yang terdapat pada bunga lengkap, radial simetri yang dapat dibagi menjadi tiga atau lebih sector identic yang terkait satu sama lain dengan rotasi terhadap pusat bunga berbentuk tabung. Jumlah bunga majemuk yang terjadi jika bunga membentuk suatu rangkaian, letak bunga di ujung batang karena tumbuh di ujung batang, berwarna kuning (flavus) karena pigmennya berwarna kuning, alat kelamin tunggal jantan (masculus) karena hanya ditemukan alat kelamin janta pada bunga tersebut, jumlah kelamin berumah satu, yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina dalalm satu tumbuhan namun letaknya berbeda.
            Bunga jagung betina, merupakan bunga tidak lengkap karena tidak ditemukan satu bahkan lebih perhiasan atau alat kelaminnya secara lengkap, berbentuk tabung dengan simetri radial, yaitu yang dapat dibagi menjadi tiga atau lebih sector identic yang terkait satu sama lain dengan rotasi terhadap pusat bunga, jumlah bunga majemuk karena tumbuh dalam bentuk rangkaian. Letak bunga di ketiak daun karena tumbuh diketiak daun, berwarna kuning (flavus) karena didalam bunganya terdapat pigmen berwarna kuning, alat kelamin tunggal betina (femineus) karena hanya alat kelamin betina yang ditemukan di satu bunga, jumlah kelamin berumah satu, yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina berada dalam satu tumbuhan namun letaknya berbeda.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
            Pengamatan yang telah dilakukan telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1.    Bunga adalah modifikasi/penjelmaan dari batang dan daun yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tanaman sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan serta pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat perkembangbiakan.
2.    Berdasarkan bagiannya, bunga terbagi atas dua macam yaitu bunga lengkap (flos completes) dan bunga tidak lengkap (flos incompompletes).
3.    Berdasarkan jumlah kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berkelamin tunggal (unisexualis), berkelamin ganda (hermaphroditus), dan bunga mandul.
4.    Berdasarkan jumlah berbunga,yaitu berbunga tunggal (planta uniflora) dan berbunga banyak (planta multiflora) .
Saran
Saran dari sang penulis ialah untuk format penulisan laporan harus di bakukan peraturannya, dari awal praktikum sampai akhir praktikum agar tidak ada kerancuan dalam penjilidan secara keseluruhan dikemudian hari dan untuk buku penuntun agar juga format isi nya sesuai dengan format isi buku penuntun yang pertama sekali lagi maksud penulis agar tidak ada kerancuan dalam hal isi laporan nya.
DAFTAR PUSTAKA
Esti B, Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Bandung. Dikitat Kuliah. Jurusan biologi FMIPA ITB. Bandung.
Gembong Tjitrosoepomo. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada Unversity Press. Yogyakarta.
Gifford E.M and A.s. Foster. 1989. Morphology and evolution of Vascular Plants. 3th edition. W.H. Freeman and Company. New York.

Hartman H.T. and D.E. Kester. 1983. Plant Propagation: Principles and Practice. 4th edition. Prentice-Hall inc. New York.

Radford A.E. 1986. Fundamentals if Plant Systematics. Harper International edition. Harper & Row Publisher inc. New York.