Pengetahuan Ilmu Pertanian dan Arsitektur Berbagi Informasi Serta Edukasi Secara Pengetahuan Umum
Friday, December 30, 2016
Monday, December 26, 2016
Sunday, December 25, 2016
Agroekosistem Kalimantan Selatan
AGROEKOSISTEM KALIMANTAN SELATAN
Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 3,7 juta hektar dengan lima tipe agroekosistem utama untuk tanaman padi, yaitu ; 1.) lahan irigasi; 2.) lahan pasang surut; 3.) lahan rawa lebak; 4.) lahan tadah hujan; 5.) lahan yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi salah satu sentra produksi beras di luar pulau jawa.
Peranan besar dalam kontribusi padi di Kalimantan Selatan adalah lahan pasang surut diikuti lahan tadah hujan.
1. Agroekosistem Irigasi
1. Persawahan beririgasi di daerah Kalimantan Selatan pada mulanya persawahan tadah hujan dan persawahan pasang surut tipe C.
2. Sifat iklim dan keadaan tanahnya tidak terlalu jauh berbeda dengan persawahan tadah hujan.
3. Lahan beririgasi dijumpai di Kab. HST ; HSS; Banjar; Tapin dan Tabalong.
2. Agroekosistem pasang surut
1. kondisi spesifik lahan pasang surut dicirikan oleh pengaruh pasang surut air.
2. Berdasarkan jangkauan pengaruh air pasang surut dapat dibedakan ke dalam 4 tipologi, yaitu tipe A, B, C dan D.
3. umumnya mempunyai 2 jenis tanah utama yaitu tanah alluvial dan tanah gambut dapat bersifat sulfat masam ataupun sulfat masam potensial (endapan laut), non sulfat masam, bergambut ataupun berliat maupun bergaram.
4. Tanah sulfat masam dan tanah gambut mempunyai produktivitas sangat rendah bagi pertanian. Karena itu, tanah seperti tersebut di atas digolongkan kepada tanah bermasalah.
3. Agroekosistem tadah hujan
1. Persawahan tadah hujan di Kalimantan Selatan mempunyai arti penting mengingat luasannya yang cukup besar (125.509 hektar) dan menempati urutan ke dua setelah lahan pasang surut.
2. Hasil rataan padi dari persawahan ini masih rendah.
3. Ditinjau dari ketersediaan air, sawah tadah hujan di Kalimantan Selatan tidak berbeda jauh dengan sawah beririgasi.
4. Agroekosistem lebak
1. Agroeksosistem ini merupakan dataran banjir yang dicirikan oleh adanya genangan air maksimum pada bulan Januari dan Februari.
2. Berdasarkan fisiografinya, lahan lebak terbagi atas lebak pinggiran (pematang), lebak tengahan dan lebak dalam.
3. Sebagian besar tanah di daerah lebak umumnya merupakan tanah alluvial sungai dan glei humus bertekstur liat tanpa struktur, berwarna kehitaman, lekat, relatif kaya unsur hara dengan kandungan bahan organik yang cukup tinggi dan mempunyai permaebilitas lambat.
5. Agroekosistem lahan kering
1. Agroekosistem lahan kering di Kalimantan Selatan sebagian besar padang alang-alang.
2. Umumnya mempunyai jenis tanah PMK dan kompleks antara PMK dan laterit.
3. Tanahnya mempunyai sifat : miskin bahan organik, miskin unsur hara, pH rendah dan adanya keracunan Al maupun Fe.
Tuesday, December 20, 2016
Sunday, December 18, 2016
Monday, December 12, 2016
Saturday, December 3, 2016
Tuesday, November 29, 2016
Friday, November 25, 2016
Monday, November 21, 2016
Sunday, November 13, 2016
Makalah Morfologi Bunga Pada Tanaman
MORFOLOGI BUNGA
PADA TANAMAN
(Laporan Praktikum
Biologi Pertanian)
Oleh
Muhammad Alfiano
Rizky
1610511310010
Kelompok 4
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG
MANGKURAT
BANJARBARU
2016
DAFTAR
ISI
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
DAFTAR TABEL................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iii
PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
Latar
Belakang.................................................................................................... 1
Tujuan
Praktikum................................................................................................ 2
TINJAUAN
PUSTAKA.......................................................................................... 3
BAHAN DAN METODE....................................................................................... 6
Bahan
dan Alat.................................................................................................... 6
Waktu dan Tempat.............................................................................................. 7
Pelaksanaan Praktikum....................................................................................... 7
HASIL
DAN PEMBAHASAN............................................................................... 8
Hasil................................................................................................................... 8
Pembahasan...................................................................................................... 15
KESIMPULAN
DAN SARAN............................................................................. 17
Kesimpulan...................................................................................................... 17
Saran................................................................................................................ 17
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Tabel 1. Pengamatan bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)........ 8
2.
Tabel 2. Pangamatan
bunga padi (Oryza sativa) .............................. 9
3.
Tabel 3. Pengamatan
bunga papaya jantan (Carica papaya)............. 10
4.
Tabel 4. Pengamatan
bunga papaya betina (Carica papaya)............. 11
5.
Tabel 5. Pengamatan
bunga jagung jantan (Zea mays)...................... 12
6.
Tabel 6. Pengamatan
bunga jagung betina(Zea mays)....................... 13
7.
Tabel 7. Pengamatan
bunga anggrek dua macam warna................... 14
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Gambar bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.).......................... 8
2. Gambar
bunga padi (Oryza sativa).................................................. 9
3. Gambar
bunga papaya jantan (Carica papaya)............................... 10
4. Gambar
bunga papaya betina (Carica papaya)............................... 11
5. Gambar
bunga jagung jantan (Zea mays)........................................ 12
6. Gambar
bunga jagung betina (Zea mays)........................................ 13
7. Gambar
batang bunga anggrek........................................................ 14
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bunga adalah modifikasi/penjelmaan
dari batang dan daun yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan
kepentingan tanaman sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan serta
pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan alat perkembangbiakan. Bunga memiliki
sifat-sifat yang menarik, yaitu bentuk/bagian bunga, warna bunga, bau bunga,
dan ada tidaknya madu ataupun zat lainnya. Fungsi biologi bunga adalah sebagai
wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora)
dan betina (makrospora)
(Tjitrosoepomo, 1988.).
Bunga hampir berbentuk simetris yang
sering digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasarkan
simetris, yaitu radial simetri (actinomorphus)
dan bilateral simetri (Zygomorphus).
Bunga radial simetri mempunyai bentuk bermacam-macam antara lain : bintang (rotatus), tabung/pipa (tubulosus), terompet (hypocrateriformis), periuk (urceolatus), corong (infundibuliformis), lonceng (campanulatus). Bunga bilateral simetri
mempunyai bentuk bermacam-macam antara lain : bertaji (calcaratus), berbibir (labiatus)
dengan bibir atas (labium superius)
berbibir bawah (labium inferius),
berkedok (personatus), kupu-kupu (papilionaceus), dan pipa (ligulatus) ( Hidayat, 1990.).
Berdasarkan bagiannya, bunga ada dua
macam, yaitu bunga lengkap (flos
completes) dan bunga tidak lengkap (flos
incompompletus). Bunga lengkap terdiri atas: satu lingkaran daun kelopak,
satu lingkaran daun mahkota, satu atau dua lingkaran benang sari, dan satu
lingkaran daun buah. Bunga yang memiliki bagian-bagian yang tersusun dalam
empat lingkaran bersifat tetralistik dan jika terdapat lima lingkaran bersifat
pentasiklik, sedangkan bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memilki
salah satu hiasan bunga atau kelamin (Foster, 1989.).
Berdasarkan alat kelamin yang
terdapat pada masing-masing bunga, bunga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
bunga berkelamin tunggal (unisexualis),
bunga banci/berkelamin ganda (hermaphroditus),
dan bunga mandul (Tjitrosoepomo, 1988.).
Berdasarkan jumlah kelamin bunga
yang terdapat pada suatu tanaman, bunga dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu berumah satu (monoecus),
berumah dua (dioceus), dan poligami (polygamous) (Tjitrosoepomo, 1988.).
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui bunga lengkap dan bunga tidak lengkap, bentuk-bentuk bunga,
jumlah berbunga, letak berbunga, warna bunga, alat kelamin bunga, jumlah
kelamin bunga dan bagian-bagian bunga serta memahami fungsi bunga dalam bidang
pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
Bunga adalah pucuk yang
termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan beberapa perubahan dalam
pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap ranting yang bersumbu pendek dengan
daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya, bagian utama
bunga terdiri dari kelopak (calix)
tajuk/mahkota (corolla), benang sari
(stamen) dan putik (pistilum). Bagian lainnya adalah dasar
bunga (resiptakulum), tangkai bunga (pediselus) dan kelenjar madu (nektarium) (Hidayat, 1990.).
Bagian utama bunga dapat saling
berlekatan atau berpisah-pisah. Jika terjadi persatuan dua bagian yang sama
disebut konasi dan kohesi sedangkan jika persatuan antara dua bagian yang
berbeda disebut adnasi. Bunga terdiri dari beberapa daun yang tersusun
berkarang. Karangan paling luar adalah kelopak. Helaiannya disebut sepal, dapat
berlekatan (gamosepalus/sinsepalus)
atau terpisah (polipetal/dialipetal).
Fungsi kelopak adalah melindungi bunga pada saat masih kuncup. Setelah kelopak,
dapat ditemukan korola, helaiannya disebut petal. Fungsi mahkota adalah untuk
menarik pollinator dan sebagai pelindung alat kelamin. Benang sari adalah alat
kelamin jantan terdiri dari tangkai sari (flamen),
kepala sari (anthera), dan penghubung
(conectivum). Keseluruhan benang sari
pada bunga disebut andresium (andrecium).
Putik (pistilum) adalah alat kelamin
betina. Putik terdiri dari bakal buah (ovarium), tangkai putik (stilus) dan
kepala putik (stigma). Keseluruhan putik disebut ginasium (gynaecium). Di dalam
ovarium terdapat bakal biji (ovulum). Letak bunga pada tumbuhan disebut
anthotaxis. Berdasarkan posisi bunga terhadap bunga lain, dibedakan menjadi
tiga macam anthitoxis, yaitu: hanya satu bunga (planta uniflora), kuntum bunga tersebar dan terdapat
sendiri-sendiri (flores sparsa),
perbungaan (inflorescentia) terdiri
dari satu sumbu bersama tempat melekat sejumlah kuuntum bunga sehingga
menghasilkan satu kesatuan. Dalam satu bunga jumlah benang sari bervariasi.
Berdasarkan panjangnya dapat dibedakan menjadi benang sari didinamas (2
panjang, 2 pendek) dan tetradinamus (4 panjang, 2 pendek) ( Kester, 1983.).
Kepala sari dapat terpisah atau
belekatan (syngenesis). Tangkai sari
umumnya berbentuk silindris, tetapi ada stamen yang seperti lembaran dan
biasanya steril, misalnya dapat ditemukan pada bunga Canna hybrida. Berdasarkan letak ovarium terdapat dasar bunga, yang
dibedakan menjadi : ovarium menumpang (superum),
ovarium tenggelam (inferum), dan
ovarium setengah tenggelam (hemi/semi
inferum). Berdasarkan letak ovarium terdapat perhiasan bunga, dapat
dibedakan menjadi ovarium epiginus, ovarium periginus, dan ovarium hipoginus
(Tjitrosoepoomo, 1988.).
Putik tersusun dari karpel, karpel
ini dapat terpisah-pisah (apokarp)
atau bersatu (sinkrap). Ruang pada
karpel dapat dibedakan menjadi beruang satu (unilokular), bilokular, trilokular, dan multilokular. Ovulum
melekat pada dinding ovarium melalui plasenta (tembuni). Berdasarkan tempat
melekatnya dapat dibedakan menjadi marginalis, parietalus, aksilaris,
sentralis, basalis, dan apikal. Beberapa jenis bunga memiliki perhiasan bunga
yang tidak dapat dibedakan antara kaliks dan korola, disebut tenda bunga (perigonium), helaiannya disebut tepal. Tepal
ini dapat tersusun terpisah (perigonium
choripetalum/p. pleipetalum) atau saling berlekatan (p. sintepalum/p. gamotepalum). Jika tenda bunga ini memiliki ciri
seperti korola disebut p. peteloid/p. corrolina sedangkan jika mirip dengan
kaliks disebut p. sepaloid/ p. calisinus (Tjitrosoepomo, 1988.).
Pada
beberapa tumbuhan terdapat jarak antara mahkota dengan benang sari dan putik.
Jarak tersebut terbentuk akibat pemanjangan dasar bunga disebut androginophore
(andro = jantan; gyna = betina; phore = tangkai). Jika dasar bunga yang mengalami
pemanjangan hanya diantara benang sari dan putik disebut ginofore, sedangkan
jika pemanjangan diantara mahkota dengan benang sari disebut andofore.
Perbungaan terdiri dari suatu sumbu bersama tempat melekat sejumlah kuntum
bunga sehingga menghasilkan suatu kesatuan bagiain-bagian perbungaan terdiri
dari : bagian yang bersifat seperti batang, seperti tangkai perbungaan (peduncullus), sumbu primer atau rachis,
sumbu sekunder, tangkai bunga (pedicellus),
dan reseptakulum. Bagian yang bersifat seperti daun, seperti daun pelindung
atau brachte, seludang bunga (sphata), daun tangkai atau brachteola, kelopak
tambahan (epicalyx), daun pembalut (brachtea involucrum) dan daun bunga (calix corolla, stamen dan putik)
(Radford A.E, 1986.).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan
untuk mengamati dan melaksanakan praktikum biologi bagian-bagian batang adalah
:
1.
Hibiscus rosa-sinensis L.
2.
Oryza sativa
3.
Carica papaya (jantan)
4.
Carica papaya (betina)
5.
Zea mays (jantan)
6.
Zea mays (betina)
7.
Bunga anggrek dua
macam warna
Alat
Alat yang digunakan untuk
mengamati dan melaksanakan praktikum biologi bagian-bagian batang adalah :
1.
Alat tulis
2.
Pensil warna
3.
Tusuk gigi satu
batang
4.
Cootone bud
5.
Lembar pretest dan
posttest
6.
Lembar laporan
sementara
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Selasa, Tanggal 08 November 2016, pukul 07.30-selesai WITA. Bertempat di
Halaman gedung Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Pelaksanaan Praktikum
Pelaksanaan
praktikum ini meliputi dua tahapan utama, yaitu :
A.
Mengidentifikasi batang.
1.
Menyiapkan alat
yang digunakan dan bahan yang akan diamati.
2.
Mengidentifikasi
bentuk bagian-bagian bunga, yaitu kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus),
kepala sari (antera), tangkai sari (flament), daun mahkota (petal), bakal buah (ovarium), bakal biji (ovule),
daun kelopak (sepal), dasar bunga (reseptakel), dan tangkai bunga (pedicel).
3.
Mengidentifikasi
bunga, yaitu berdasarkan bentuk-bentuk bunga, bunga lengkap atau bunga tidak
lengkap, jumlah berbunga, warna bunga, alat kelamin bunga, dan jumlah kelamin
bunga.
4.
Menggambarkan
hasil identifikasi di lembar laporan sementara.
5.
Mengetahui dan
mengamati fungsi bunga.
6.
Pengaplikasian
langsung setelah mempelajari bunga.
B. Pengaplikasian pada bunga anggrek
1.
Pilih tetua bunga
anggrek yang unggul artinya warna unik, bentuk bunganya unik, ketebalan
mahkota, keteraturan susunan bunga, wangi bunga, dan ketahanan terhadap
serangan HPT.
2.
Bunga tepung sari
pada bunga betina artinya kita melakukan pemandulan atau emaskulasi.
3.
Pilih tetua
jantannya, kemudian ambil tepung sarinya menggunakan tusuk gigi.
4.
Tepung sari yang
terbungkus kotak sari terletak dipusat bunga. Kotak sari dicungkil perlahan
sampai tepung sarinya menempel pada ujung pinset atau tusuk gigi.
5.
Kemudian tepung
sari dibawa ke bunga tetua betina yaitu menuju lekukan berlendir yang letaknya
persis dibawah kotak sari. Lekukan tadi adalah putik.
6.
Tepung sari
dilekatkan secara sempurna pada putik tetua betina.
7.
Setelah itu
bunganya diberi label : Tetua betina x Tetua jantan, tanggal penyilangan, dank
kode penyilangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil dari praktikum ini
berupa beberapa data pengamtan yang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.)
Gambar
|
Sketsa gambar
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae (tumbuhan)
|
1. Bentuk terompet.
|
Fillum/divisi :
Magnoliophyta.
|
2. Radial simetri.
|
Kelas
: Magnoliopsida.
|
3. Bunga lengkap.
|
Ordo : Malvales.
|
4. Bunga majemuk.
|
Famili/suku :
Malvaceae
|
5. Alat kelamin ganda.
|
Genus : Hibiscus
|
6. Letak bunga diketiak daun.
|
Jenis/spesies :
H. rosa-sinensis
|
|
Tabel 2. Hasil
pengamatan bunga padi (Oryza sativa)
Gambar
|
Sketsa gambar
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae.
|
1. Bentuk tabung/pipa.
|
Fillum :
Magnoliophyta
|
2. Radial simetri.
|
Kelas :
Monokotil
|
3. Bunga lengkap.
|
Ordo : Poales
|
4. Bunga majemuk.
|
Famili : Poaceae.
|
5. Berkelamin ganda/banci.
|
Genus : Oryza
|
|
Spesies : O. sativa
|
|
Tabel 3. Hasil
pengamatan bunga papaya jantan (Carica
papaya)
Gambar
|
Sketsa gambar
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae (tumbuhan).
|
1. Bentuk bunga bintang.
|
Divisi/filum :
Angiospermae.
|
2. Radial simetri.
|
Kelas :
Eudikotil.
|
3. Bunga tidak lengkap.
|
Ordo :
Brassicales.
|
4. Berkelamin tunggal.
|
Famili/suku :
Brassiceae.
|
5. Bunga majemuk.
|
Genus : Carica
|
|
Spesies : C. papaya
|
|
Tabel 4. Hasil
pengamatan bunga papaya betina (Carica
papaya)
Gambar
|
Sketsa gambar
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae.
|
1. Bentuk bunga terompet besar.
|
Divisi :
Angiospermae.
|
2. Radial simetri.
|
Kelas :
Eudikotil.
|
3. Bunga tidak lengkap.
|
Ordo :
Brassicales.
|
4. Berkelamin tunggal.
|
Famili/suku :
Brassiceae.
|
5. Bunga majemuk.
|
Genus : Carica
|
|
Spesies : C. papaya
|
|
Tabel 5. Hasil
pengamatan bunga jagung jantan (Zea mays.)
Gambar
|
Sketsa
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae
|
1. Bentuk bunga tabung.
|
Fillum :
Spermatophyta.
|
2. Radial simetri.
|
Kelas :
Angiospermae.
|
3. Bunga tidak lengkap.
|
Ordo : Poales
|
4. Jumlah bunga majemuk.
|
Famili : Poaceae
|
5. Berumah satu.
|
Genus : Zea
|
|
Spesies : Zea mays
|
|
Tabel 6. Hasil
pengamatan bunga jagung betina (Zea mays.)
Gambar
|
Gambar sketsa
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae
|
1. Bentuk bunga tabung.
|
Fillum :
Spermatophyta.
|
2. Radial simetri.
|
Kelas :
Angiospermae.
|
3. Jenis bunga tidak lengkap.
|
Ordo : Poales
|
4. Bunga majemuk.
|
Famili : Poaceae
|
5. Berumah satu.
|
Genus : Zea
|
|
Spesies : Zea mays
|
|
Tabel 7. Hasil
pengamatan bunga anggrek dua macam warna
Gambar
|
Sketsa gambar
|
Klasifikasi
|
Identifikasi
|
Kingdom :
Plantae.
|
1. Radial simetri.
|
Divisi :
Tracheophyta.
|
2. Bunga lengkap.
|
Kelas :
Magnoliopsida.
|
3. Bunga terletak diujung batang.
|
Ordo : Sapindales.
|
4. Warna bunga ungu dan putih.
|
Famili :
Anarcardiaceae.
|
|
Genus :
Mangifera.
|
|
Spesies : M
indica.
|
|
Pembahasan
Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), mempunyai bentuk terompet (Hypocrateriformis), bentuk bunga radial
simetri (actinomorphus) yaitu bunga
dibelah oleh sebuah bidang simetri dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali
akan menjadi dua bagian yang sama dan sebangun, merupakan bunga lengkap (flos completusl) karena mempunyai satu
lingkaran daun buah, berbunga majemuk (Planta
multiflora) karena dalam satu tangkai bunga terdapat lebih dari satu bunga,
berbunga lengkap, letak bunga diketiak daun, warnanya merah, alat kelamin ganda
(Hermaphroditus) karena dalam satu
bunga ada benang sari dan putik, jumlah kelamin berumah satu.
Bunga padi (Oryza sativa) mempunyai bentuk tabung atau pipa (Tubolosus) yaitu bunga-bunga yang
terdapat diatas cawannya sendiri (flow
marginalis), bentuk bunga radial simetri (Actinomorphus) yaitu bunga yang dibelah oleh sebuah bidang simetri
dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali akan menjadi dua bagian yang sama
dan sebangun, merupakan bunga lengkap (flow
completusl) karena mempunyai satu lingkaran kelopak, satu lingakaran daun
mahkota, satu dan dua lingkaran benang sari dan satu lingkaran daun buah,
termasuk bunga majemuk (Planta multiflora)
karena dalam satu tangkai bunga terdapat lebih dari bunga, letak bunga terletak
diujung batang (flos lateralis)
karena bunga berada diujung tumbuh bakal daun, berwarna kuning, berkelamin
banci atau berkelamin ganda (Hermaphroditus)
karena dalam satu bunga ada benang sari dan putik serta berumah satu.
Bunga anggrek (Orchidaceae) pilih tetua jantan dan tetua bunga betina yang unggul
artinya warnanya unik, bentuk bunganya unik, ketebalan mahkota, keteraturan
susunan bunga, wangi bunga dan ketahanan terhadap serangan HPT, bunga tepung
sari pada bunga betina artinya kita melakukan pemandulan atau emaskulasi, pilih
tetua jantannya, kemudian ambil tepung sarinya menggunakan tusuk gigi. Tepung
sari yang terbungkus kotak sari terletak dipusat bunga. Kotak sari dicungkil
perlahan sampai tepung sarinya menempel pada ujung tusuk gigi, kemudian tepung
sari dibawa kebunga tetua betina yaitu menuju lekukan berlendir yang letaknya
persis dibawah kotak sari. Lekukan tadi adalah putik, tepung sari diletakkan
secara sempurna pada putik tetua betina.
Bunga papaya jantan (Carica papaya) mempunyai bentuk bunga
seperti terompet (Hypocrateriformis)
karena ujungnya berbentuk seperti terompet, bentuk bunga radial simetri (Actinomorphus) yaitu bunga yang dibelah
oleh suatu bidang simetri dalam tiga atau enam jurusan dan setiap kali akan
menjadi dua bagian yang sama dan sebangun, termasuk bunga yang tidak lengkap (flos lateralis) karena pada buku-buku
daun, berwarna keputih-putihan, berkelamin tunggal (Unisexualis) yaitu dalam satu pohon hanya terdapat satu kelamin
saja seperti betina atau jantan, dan termasuk berumah dua.
Bunga papaya betina (Carica papaya) mempunyai bentuk bunga
bintang (Rotatus) karena kelopak
bunganya menyebar seperti bintang, bentuk bunga radial simetri (actinomorphus), termasuk bunga tidak
lengkap karena tidak ditemukannya satu sama lain dengan rotasi terhadap pusat
bunga dan berbentuk bintang. Jumlah berbunganya tunggal yang berarti hanya
tumbuh sendiri, letaknya diketiak daun, bewarna keputih-putihan, beralat
kelamin tunggal (femineus) karena
hanya ditemukan satu jenis kelamin betina dalam satu bunga, jumlah kelamin
berumah dua pada tanaman yang berbeda.
Bunga jagung jantan merupakan bunga
jagung yang tidak lengkap karena tidak tampak satu bahkan lebih bagian yang
terdapat pada bunga lengkap, radial simetri yang dapat dibagi menjadi tiga atau
lebih sector identic yang terkait satu sama lain dengan rotasi terhadap pusat
bunga berbentuk tabung. Jumlah bunga majemuk yang terjadi jika bunga membentuk
suatu rangkaian, letak bunga di ujung batang karena tumbuh di ujung batang,
berwarna kuning (flavus) karena
pigmennya berwarna kuning, alat kelamin tunggal jantan (masculus) karena hanya ditemukan alat kelamin janta pada bunga
tersebut, jumlah kelamin berumah satu, yaitu bunga yang memiliki alat kelamin
jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina dalalm satu tumbuhan namun
letaknya berbeda.
Bunga jagung betina, merupakan bunga
tidak lengkap karena tidak ditemukan satu bahkan lebih perhiasan atau alat
kelaminnya secara lengkap, berbentuk tabung dengan simetri radial, yaitu yang
dapat dibagi menjadi tiga atau lebih sector identic yang terkait satu sama lain
dengan rotasi terhadap pusat bunga, jumlah bunga majemuk karena tumbuh dalam
bentuk rangkaian. Letak bunga di ketiak daun karena tumbuh diketiak daun,
berwarna kuning (flavus) karena
didalam bunganya terdapat pigmen berwarna kuning, alat kelamin tunggal betina (femineus) karena hanya alat kelamin
betina yang ditemukan di satu bunga, jumlah kelamin berumah satu, yaitu bunga
yang memiliki alat kelamin jantan dan bunga yang memiliki alat kelamin betina
berada dalam satu tumbuhan namun letaknya berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengamatan yang telah dilakukan
telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Bunga adalah modifikasi/penjelmaan dari batang dan
daun yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tanaman
sehingga pada bunga dapat berlangsung penyerbukan serta pembuahan yang akhirnya
dapat dihasilkan alat perkembangbiakan.
2. Berdasarkan bagiannya, bunga terbagi atas dua macam
yaitu bunga lengkap (flos completes)
dan bunga tidak lengkap (flos
incompompletes).
3. Berdasarkan jumlah kelamin yang terdapat pada
masing-masing bunga, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berkelamin tunggal (unisexualis), berkelamin ganda (hermaphroditus), dan bunga mandul.
4. Berdasarkan jumlah berbunga,yaitu berbunga tunggal (planta uniflora) dan berbunga banyak (planta multiflora) .
Saran
Saran
dari sang penulis ialah untuk format penulisan laporan harus di bakukan
peraturannya, dari awal praktikum sampai akhir praktikum agar tidak ada
kerancuan dalam penjilidan secara keseluruhan dikemudian hari dan untuk buku
penuntun agar juga format isi nya sesuai dengan format isi buku penuntun yang
pertama sekali lagi maksud penulis agar tidak ada kerancuan dalam hal isi
laporan nya.
DAFTAR PUSTAKA
Esti B, Hidayat. 1990. Morfologi Tumbuhan. Bandung. Dikitat
Kuliah. Jurusan biologi FMIPA ITB. Bandung.
Gembong
Tjitrosoepomo. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah
Mada Unversity Press. Yogyakarta.
Gifford E.M and
A.s. Foster. 1989. Morphology and
evolution of Vascular Plants. 3th edition. W.H. Freeman and Company. New York.
Hartman H.T. and D.E. Kester. 1983.
Plant Propagation: Principles and
Practice. 4th edition. Prentice-Hall
inc. New York.
Radford A.E. 1986. Fundamentals if Plant Systematics.
Harper International edition. Harper
& Row Publisher inc. New York.
Subscribe to:
Posts (Atom)